Motivation for This Day :

Menulislah.. Sebelum menulis itu dilarang.... (Quote Man)

Rabu, 06 November 2013

Kegiatan Pointer


Memamerkan KBM dari seluruh KBM di FTI UKSW dalam rangka Open House Lustrum II FTI UKSW di BU (Balairoom Utama UKSW) bersama mahasiswa - mahasiswi dan beberapa Dosen FTI.
Beberapa buku hasil karya dari KBM "POINTER" dan Banyak piala dari berbagai lomba Karya ilmiyah.




Read More..

Cerpen "Ketulusan Cinta" by Novia_2013



Ketulusan Cinta
Pagi yang Cerah, matahari mulai muncul dari peraduannya. tak seperti biasanya kabut tebal di temani grimis setiap pagi. aku dan Chaca jalan menuju kelas. kenalin aku Vivi lebih lengkapnya Vivian Renata Putri. anak yang terkenal pemalu, gak suka ngomong yang gak perlu dan disiplin. kalo Chaca dia sahabat ku, kebalikan dari sifat ku. dia suka ceplas-ceplos kalo ngomong, sering ribut sendiri kalo lagi kumpul sama temen-temen. tapi diantara semua sahabat ku dia yang paling tau isi hati dan perasaan ku. saat kami jalan menuju kelas, Rara dan Doni lagi kejar-kejaran.
        "Vi awasss....." teriak Chaca.
        "brukk....."
Rara dan Doni menubruk ku dari belakang. aku pun terjatuh menimpa seorang cowok.
        "duhhh.... Raraa..." teriak ku
        "kamu gak papa kan Vi ?" tanya Chaca.
        "gak papa gimana, sakit tauk.." jawab ku sambil menahan rasa sakit.
        "sini aku bantu berdiri." kata Chaca sambil membantu ku berdiri.
        "duh sakit ni Cha." kata ku sambil beranjak berdiri.
        "kamu sendiri gak papa kan?" tanya Chaca pada cowok tadi.
        "aku Gak papa kok." jawabnya sambil tersenyum dan beranjak pergi.
                                                  @@@
sampai di rumah aku masih memikirkan kejadian tadi pagi di sekolah. entah kenapa aku masih memikirkan cowok tadi. senyumnya yang manis dan sorot matanya.....
         "Vi, belum tidur?" suara bunda yang membuyarkan lamunan ku.
         "belum bun, Vivi belum ngantuk." jawab ku.
         "tumben, biasanya jam segini udah tidur. apa ada masalah yang kamu pikirkan ?" tanya bunda.
         "gak sih bun, cuma inget kejadian tadi pagi di sekolah.Vivi jatuh trus nimpa cowok di depan Vivi." jawab ku pada bunda.
        "tapi kamu gak kenapa-kenapa kan Vi?"
        "Vivi sih gak papa Bun, cuma masih terbayang wajah cowok tadi." kata ku.
        "kamu jatuh cinta pandangan pertama ya? jangan terlalu cepet suka sama cowok, kalo belum tau benar sifatnya." kata bunda menasehati.
        "iya bun, Vivi tau kok." jawab ku.
        "udah malem ni. besok kan sekolah, sana cepat tidur." perintah bunda.
        "iya bun, selamat malam bunda.."
        "iya sayang, mimpi indah ya." bunda mematikan lampu dan menutup pintu kamar ku.
                                                   @@@
Hari ini aku datang ke sekolah lebih awal, rencanya sih mau belajar soalnya nanti ada ulangan kimia. Sampai di sekolah ternyata Chaca udah sampe duluan di sekolah.
 “tumben Chaca berangkat pagi biasanya juga bel masuk baru berangkat.” Batinku dalam hati.
hey…Cha, tumben ikutan berangkat pagi.” Sapa ku pada Chaca.
“sekali-kali ngrasain berangkat pagi gak papa donk.”  Jawab Chaca.
“ Cha… ke kantin bentar yuk, laper ni. Bunda tadi pagi belum masak. Jadi belum sarapan.”
Aku dan Chaca jalan ke kantin sambil ngafalin meteri buat ulangan nanti. Aku juga nanya ke Chaca materi yang aku gak bisa. Walaupun Chaca kelihatanya agak bandel, kalo masalah hitung menghitung otaknya encer. Kalo aku lebih suka nulis, ngarang cerpen & puisi.
Aku dan Chaca makan makanan yang udah kami pesan sambil ngobrol.
          “Vi…kayaknya  aku pernah lihat dia deh.”
          “yang mana sih Cha…?” tanya ku penasaran.
          “itu lo, yang duduk di sebelah cowok yang pake jam tangan itu kan yang jatuh sama kamu Vi.” Kata Chaca sambil menunjuk cowok itu. Gara-gara Chaca nunjuk cowok itu. Cowok itu melihat ke arah kami sambil tersenyum.
          “Ihhh… malu-maluin aja sih Cha, pake nunjuk- nunjuk segala. Mana orangnya lihatin terus kesini lagi.”
          Biyarin aja lah Vi… kayaknya dia nglihatin kamu deh Vi. senyum lagi..”
          “ke kelas aja yuk Cha, malu ni.” Ajak ku pada Chaca.
          “ahh… kamu Vi dikit-dikit malu. kayaknya dia suka sama kamu deh Vi..” goda Chaca.
          “udah ahh… Cha. Aku mau bayar dulu.”
          Setelah itu aku dan Chaca ke kelas. Hari ini ada ulangan kimia, soalnya rumayan mudah lah.. tadi malem aku sempet baca buku sebentar tambah tadi pagi udah ngafalin & tanya sama Chaca. beberapa jam pun berlalu. gak terasa udah waktunya pulang sekolah. hari ini berjalan serasa begitu cepat. aku dan Chaca nunggu Tia, Fani dan Tata di depan kelas mereka. mereka gak satu kelas dengan ku.Beberapa menit kemudian Fani keluar dari kelas,menghampiri aku dan Chaca.
         "Fan,,,,Tia sama Tata mana..????" tanyan ku pada Fani
         "Lagi piket tuh. Ech vi denger-denger kemaren katanya kamu nabrak cowok yaa????" tanya Fani
         "Iya Fan....malu-maluin banget."
Gak beberapa lama,Tia dan Tata keluar.Kami pun segera pulang,kebetulan aku dan Chaca satu arah.Rumah kami juga lumayan deket.Kalau Fani satu arah sama Tata.yang paling jauh sendiri rumahnya Tia.Harus 2x oper naik bus.
                                          @@@
       Sampai dirumah aku langsung masuk kamar dan berbaring ditempat tidur.Hari ini entah mengapa aku merasa sangat senang.Ulangan hari lancar dan sejak tadi aku selalu terbayang wajah cowok yang aku tabrak kemarin.aku semakin penasaran dengannya,entah kenapa aku ingin lebih jauh mengenalnya.
       Satu minggu telah berlalu,beberapa hari ini aku selalu bertemu dengannya.Saat aku diperpustakaan tak sengaja kami mengambil buku yang sama.Dia mengalah dan memberikan buku itu pada ku.Sambil tersenyum dengan senyumannya yang manis.Setiap aku bertemu dengannya dia selalu tersenyum tanpa berbicara satu patah kata pun.Baru kali ini aku bertemu dengan cowok yang misterius.
      Hari ini saat pelajaran jam terakhir.inilah saat paling ku tunggu setelah sekian lama duduk menatap papan tulis dan bermain dengan coret-coretan di lembar buku. Jenuh,lapar,haus,dan ngantuk,semuanya bercampur jadi satu.Ingin rasanya segera sampai rumah.Akhirnya bel pulang pun berbunyi.aku langsung ngajak Chaca pulang,Hari ini aku nggak pulang bareng sama Tata,Tia,dan Fani katanya sihh mereka ada acara sendiri-sendiri.
      "Cha pulang yukk..." ajak aku pada Chaca
      "Ya,tapi ku ajak balikin bukunya Vera dulu" ajak Cacha
     Setelah balikin bukunya Vera,aku dan Chaca jalan menuju pintu gerbang,aku melihat dua orang  yang aku kenal sedang bergandengan tangan berjalan dari arah yang berlawanan denagn ku.Langkah kaki ku terhentil saat aku melihat mereka,hati ku serasa hancur berkeping-keping.Kedua orang itu adalah Tata dan Refan,sahabat ku dan orang yang mengisi hati ku saat ini.
     Sebenarnya aku sudah tak mampu membendung air mata ku.Tapi aku menahannya karena di sekililing ku banyak orang.
     "Vi...kok berhenti, ada apa????" tana Chaca
     "Gak pa pa kok Cha...ayo jalan.
     Chaca juga melihat Tata dan Refan,tapi mereka tidak melihat kami.
     "Lho...itu kan Tata sama Refan, gandengan tangan segala lagi????"Chaca kaget melihatnya
     "Udahlah Cha...ayo cepat pulang".ajakku  sambil menarik tangan Chaca.
                                                @@@
       sampai di rumah aku langsung lari ke kamar, menutup pintu kamar ku dan menjatuhkan tubuh ku ke ranjang.Kini aku tak dapat membendung air mata ku lagi.Ternyata orang yang selalu menggangu pikiran ku dan hati ku beberapa hari ini adalah kekasih sahabat ku... "Vi...."terdengar suara panggilan seseorang yang telah merawat ku selama ini,di iringi beberapa kali ketukan.
       "Iya bun,masuk aja gak dikunci kok."jawab ku sambil menghapus air mata
       "Anak cantik kok nangis...?"kata bunda sambil duduk di ranjang.
Mata ku mulai buram lagi karena genangan air mata ,aku menunduk berusaha menyembunyikan dari bunda.Tapi isakan ini semakin terdengar saat bunda mengusap rambut ku pelan.Ku beranikan menatap wajah bunda,begitu teduh ku rasa ku hamburkan tubuh ini untuk memeluknya.
       "Menangislah,jangan bohongi perasaan mu."ucap bunda pelan
       "rasanya sakit banget bun ....hiks..hiks..."suara ku tenggelam dalam isak tangis
       "Coba ceritakan pada bunda pelan-pelan."
       "Bunda taukan Refan yang tabrakan dengan ku beberapa hari yang lalu. Beberapa hari ini aku merasa jatuh cinta dengannya. Tapi tadi waktu aku pulang sekolah aku melihat dia bergandengan tangan dengan Tata sahabat ku sendiri.
Aku kesulitan mengatur nafas yang terhalang isak.
      “tapikan belum tentu mereka pacaran. Mungkin saja mereka teman dekat.”
       “tapikan tetap saja hati Vivi sakit..”
       “awalnya memang sakit, tapi lama-kelamaan hati mu akan menyesuaikan.” Mungkin bunda benar. Kenapa hanya karena masalah seperti ini aku menangis.
      “sebentar, bunda akan membuatkan mu teh hangat agar persaan mu lebih tenang.”
        Ucap bunda sembari beranjak pergi. Bunda adalah orang yang selalu bisa membuat ku tenang. Mengerti apa isi hati hati ku dan selalu tau apa yang terbaik untuk ku.
                                               @@@
Hari ini sebenarnya aku malas berangkat sekolah ,aku masih teringat kejadian kemarin,aku masih enggan bertemu mereka berdua itu hanya akan menambah luka hati ku saja tapi aku tidak boleh terus-terusan seperti ini,aku melangkahkan kaki ku menuju ruang kelas.Chaca  sudah lebih dulu tiba dikelas.
          “Kenapa sih Vi..muka mu murung,apa ada masalah????”Tanya Chaca pada ku
          “gak tau nih Cha…”jawabku sambil menaruh tasku di bangku
          “Gara-gara masalah kemaren kan????”
          “apa aku salah ya Cha suka sama Refan???”Tanya ku pada Chaca
          “Gak lah Vi,..belum tentu juga mereka udah jadian .”ucap Chaca menenangkan ku
           “Tapi udahlah Cha..aku gak ingin bahas masalah kemarin lagi”
 Setelah kejadian itu aku sering menghindar saat bertemu Refan,tapi sikap ku pada Tata masih biasa seperti dulu.Cuma karena masalah itu aku gak mungkin musuhin sahabat ku sendiri.
     Tapi entah kenapa sikap ku sama Refan masih tetap dingin,akhir-akhir ini aku sudah  menata hatiku jika aku bertana pada Tata seandainya mereka memang sudah jadian aku lebih bisa mengontrol hatiku..
     Saat pulang sekolah,aku Chaca,Tia,Fani,dan Tata pulang bareng,aku dan Tata jalan berdua didepan Chaca,Tia dan Fani..
      “Ta..kemarin kamu pulang sama cowok kamu ya???”Tanya ku pada Tata
      “Cowok ku..???emang kamu lihat aku dimana???
      “di depan gerbang.”
      “ow…Refan?gak kok Cuma temen
      “Tapi aku kemarin lihat kamu gandengan tangan sama Refan”..tanya ku penasaran
       “Aku sama Refan emang biasa kayak gitu, sebenarnya sih dia suka sama aku,tapi aku gak suka.lagi pula aku juga udah punya cowok”
        “ummm,,,gitu.”aku sebenarnya sedikit kaget
        “kenapa..kamu naksir sama Refan???tanya Tata
        “hemmm,,,gak kok”
Mendengar jawaban Tata, sebenarnya perasaan ku jadi sedikit menjadi kacau,tapi aku berusaha menyembunyikannya

            Malam yang dingin ditemani taburan Bintang di langit, aku duduk di balkon, selimut dan secangkir teh membuat tubuh ku sedikit lebih hangat...inilah tempat favorit ku untuk menenangkan diri,saat ini yang ada dipikiranku adalah Refan cowok yang beberapa hari ini menggangu pikiran ku dan hati ku..
                   Aku yang memikirkan namun aku
                  Tak banyak berharap
                  Kau membuat waktu ku tersita dengan angan tentang mu…
                  Mencoba lupakan ..tapi ku tak bisa..
                  Mengapa begini….
                  Oh …mungkin aku bermimpi
                  Menginginkan diri mu..
                  Untuk ada disini menemani ku
                  Oh mungkinkah kau yang jadi..
                  Kekasih sejati ku
                  Semoga tak sekedar harap ku…..
                        #Monika
Saat mendengarkan lagu itu butiran-butiran air mata ku jatuh membasahi pipi ku.kini orang yang ku sayang ternyata suka dengan sahabat ku kenyataan pahit yang harus ku terima.lagi pula belum tentu dia peduli dengan ku,kata bunda ada benernya.aku nggak boleh semudah itu suka sama cowok yang baru aku kenal,mungkin aku masih kurang pengalaman dalam masalah cinta dan aku terlalu mudah jatuh cinta.
          Sinar matahari yang masuk melalui celah-celah jendela kamar ku. Aku menarik selimut ku, aku masih enggan untuk  bangun.
          “Vivi.. mau berangkat sekolah gak? Udah  jam berapa ni..” teriak bunda membangunkan ku di balik pintu kamar.
          “uhh….Bunda. Vivi masih ngantuk ni.”
          “udah jam setengah 7 lho..nanti kamu  telat.”
          “hah…kok  Bunda gak  bangunin dari tadi sih.” Aku  kaget dan langsung beranjak bangun. aku siap-siap berangkat ke sekolah. Seumur-umur aku  belum pernah telat berangkat sekolah, dan aku  gak mau sampai itu terjadi.
          Sampai sekolah pas banget bel tanda masuk berbunyi. “thank god.., aku gak telat.” Ucap ku dalam hati. Saat aku berjalan menaiki tangga menuju kelas, seseorang yang beberapa hari ini mengganggu pikiran ku dan membuat ku susah tidur. Refan dia jalan di belakang ku.
          Entah kenapa jantung ku berdebar kencang, dan seluruh badan ku  jadi dingin. “Oh..tuhan, apakah ini yang dinamakan cinta.” Batin ku dalam hati.
          “Hey…kamu Vivi kan?” tanya Refan.
          “i..iya.., kenapa?” jawab ku sedikit gugup.
          “kamu temenya Tata kan?” tanya Refan.
          “iya..aku temenya Tata.”
          “koksendiri, biyasanya aku sering lihat kamu sama temen-temen kamu.”
          “Iya, tadi aku telat bangun jadi berangkatnya agak kesiangan.”
          “ohh..kamu gak satu kelas sama Tata?” tanya refan.
          “enggak, ehh.. udah sampe kelas ku ni, aku  masuk dulu ya.”
          “iya..” jawab Refan sambil tersenyum.
Aku pun langsung masuk kelas dan menaruh tas ku di bangku.
          “tumben seorang Vivian  Renata Putri telat.” Goda Chaca.
          “achh.. kamu Cha. Tadi aku  bagun kesiangan.” Jawab ku sambil senyum-senyum.
          “kenapa Non..kesambet setan gara-gara telat ya..senyum-senyum dari tadi.” Goda Chaca.
          “gak tau kalo Shobatnya lagi seneng ya.”
          “seneng..?? gara-gara telat.”
          “bukan lah Cha..tadi aku jalan ke kelas bareng sama Refan.” Jawab ku sambil tersenyum.
          “ciee…yang  bareng sama pangeran hatinya.” Goda Chaca.
          “ceritanya lanjut nanti aja Cha…gurunya udah masuk tuh…” ucap ku pada Chaca.
          Saat pelajaran berlangsung, yang ada di pikiran ku bukanya materi  yang di  terangin guru tapi yang selalu terbayang malah wajah  Refan.
          Beberapa jam pun berlalu, bel istirahat pun berbunyi.
          “Cha..kekantin yuk.” Ajak ku. Aku dan Chaca  jalan menuju kantin. Sampai di kantin kami mencari tempat duduk  yang kosong.
          “Vi.. kamu  mau makan apa ?” tanya Chaca.
          “Bakso sama Jus jambu aja.”
          “aku pesenin dulu ya.” Ucap Chaca.
Aku duduk sendiri nunggu Chaca yang lagi pesen makanan.
          “hey…” seseorang dari belakang mengagetkan ku.
          “Refan…ngagetin aja.”
          “kok duduk sendirian ?” tanya Refan.
          “iya..Chaca lagi pesen maknan.”
          “ohh..Tata gak ikut ke kantin?” tanya Refan.
          “gak, paling kami bareng kalo pulang aja.” Chaca pun datang membawa makananya.
          “lho kok kamu yang nganter makanannya Cha ?” tanya ku pada Chaca.
          “iya..lagi pula ibu kantinya juga lagi ribet .”
          “ohh…Cha, ini ku kenalin.”
          “Chaca..”
          “Refan..”
          “ohh..ternyata dari tadi di temenin sama pang….” Aku langsung mencubit Chaca agar ucapanya gak di terusin. Pastinya aku bakalan malu kalo sampe Chaca bilang Pangeran hati ku di depan Refan..
          “lho..kok gak di terusin. Pang… apa?” tanya Refan penasaran.
          “gak usah dipikirin kata-kata Chaca. Biyasa kan Chaca emang kayak gitu.” Ucap ku menutupi.
          “ohh… aku balik ke kelas dulu ya.” Pamit Refan sambil beranjak pergi. Entah kenapa  setiap aku bertemu  Refan jantung ku berdebar kencang. Apa mungkin aku memang benar-benar mencintainya atau hanya perasaan suka sesaat.
      1 bulan pun berlalu...
     Selama 1 bulan ini aku lebih deket sama Refan,kami sering berbagi pengalaman dan kadang juga pulang bareng .Perasaan ku pun semakin jelas bahwa aku mencintai Refan ,tapi aku tak berani mengungkapkannya,aku juga gak tahu apakah Refan juga merasakan  apa yang aku rasakan .Biarlah waktu yang akan menjawabnya.
     Suasana disekolah pun sudah sepi,sudah 1 jam yang lalu waktu pulang sekolah.Aku masih diperpustakaan mencari materi-materi untuk tugas bahasa indonesia yang harus dikumpulka besok..
         "Vi..kok belum pulang???"tanya Refan
         "Iya ,aku lagi cari materi ni." ucap ku sambil mencari buku-buku di rak buku.
         "Emang Chaca udah pulang??" tanya refan berdiri di sebelah ku.
         "Udah katanya dia ada acara sendiri."
         "Ohh,..kalau gitu aku temenin."
         "Iya makasih".Ucapku sambil tersenyum
         "Vi..kamu sahabat Tata kan???" tanya Refan sambil menatap ku.
         "Iya.."Jawabku sambil membuka-buka buku
         "Anaknya cantik ya??kelihatan baik juga."aku pun sedikit kaget dengan ucapan Refan
         "Iya,,dia memang cantik."jawab ku
         "Tapi cantik bukanlah ukuran utama yang dapat mengundang cinta." ucap Refan
         "Menurut kamu aku orangnya gimana???"tanya ku pada Refan
         "Baik,dewasa dan pengertian."jawab Refan
         "Vii...kira-kira Tata suka sama aku gak ya???" pertanyaan Refan membuat ku kaget
         "Aku juga gak tau."jawabku dengan nada datar
         "Vi,,sebenarnya aku suka sama Tata."Pernyataan yang sungguh mengejutkan ku
         "Kamu mau membantu ku mengungkapkannya kan???" aku pun tak dapat mengendalikan hati ku, ingin rasanya menjerit. hati ini terasa hancur berkeping-keping.
         "Jadi selama ini sedikit pun kamu gak ada rasa pada ku,ternyata perasaan mu masih tetap untuk Tata,asal kamu tau Fan..sebenarnya aku suka sama kamu,dari dulu aku menyimpan perasaan ini,tapi kamu hancurin gitu aja." Butiran-butiran bening air mata ku menetes ,aku pun langsung beranjak pergi meninggalkan Refan.aku tak peduli ,jika Refan akan membenci ku setelah dia tau perasaan ku yang sesungguhnya.
@@@
            "Kalau kita selalu mendapatkan apa yang kita inginkan,kapan kita akan belajar untuk ikhlas??"ucap Bunda lembut
Aku masih terisak dalam pelukannya,aku hanya ingin menangis saat ini.
            "Semua pasti sudah diatur,tak ada yang kebetulan di dunia ini sayang." kali ini Bunda mengusap rambutku
            "Bunda gak tau gimana perasaan ku."
            "Bunda tau......"
            "Bunda gak tau persaan ku, hancur bunn...."kali ini aku melepaskan pelukan Bunda.
            "Memang sulit menerima kenyataan,aku tau perasaan mu,tapi setidaknya tak bisakah kamu pura-pura percaya pada Bunda mu ini,sayang???" Bunda memandang lembut.
Aku tersadar "Aku percaya Bunda" Lirih ku, tertunduk dalam sesal.
            "Sabar dan ikhlas itu pohon yang berbuah manis Sayang."
                                                        @ @ @
             Pagi ini mentari enggan muncul dari peraduannya,kabut tebal disertai gerimis menyambut pagi ini. mungki mereka ikut merasakan sedih melihat suasana hati ku pagi ini sedang kacau ,langit pun ikut menangis.
            Sebenarnya aku malas berangkat sekolah,pasti nanti aku ketemu sama Refan.Tapi aku gak mau ngecewain Bunda ,masak cuma gara-gara masalah cinta gak berangkat ke sekolah,aku yakin Tuhan mempunyai rencana indah di balik semua ini.Aku pun melangkahkan kaki ku menuju kelas,saat berjalan menuju kelas aku bertemu dengan Refan,sebenarnya aku belum siap bertemu dengannya.
             "Vi...tunggu." Refan menarik tangan ku
             "Ada apa?"tanya ku singkat
             "Soal kemarin aku minta maaf,aku gak bermaksut..."
            "Udahlah Fan,gak usah bahas masalah kemarin, agap gak terjadi apa pun ." ucapku dengan nada tinggi.
Aku pun langsung pergi meninggalkan Refan
   Sampai di kelas aku duduk di samping Chaca,aku menghembuskan nafas panjang.
           "huhhh..."
           "Vi..aku tau perasaan mu" ucap Chaca
           "Kamu tau dari mana???"
           "Tadi malam Refan menelfon ku,dia sudah menceritakan semuanya ."
           "Apa aku salah Cha??",tanya ku
           "Gak kok,setiap orang punya hak untuk mengungkapkan cinta."
          "Terus aku harus gimana ??"
          "Berlajar lah untuk ikhlas.tentunya kamu ingin melihat orag yang kamu cintai bahagia kan ??"
Mungkin kata Chaca benar,aku harus mengikhlaskan Refan bersama Tata,Jika Tuhan berkehendak lain,pasti aku dan Refan akan bersama
          Saat istirahat aku enggan keluar kelas ,apa lagi ke kantin pasti disana aku bakal ketemu Refan. Kemudian Tata masuk ke kelas ku dengan Fani.Tata duduk disamping  ku,dan Fani ngobrol dengan Chaca.
          "Vi...tumben gak ke kantin." tanya Tata
          "Males aja." Jawab ku singkat
         "aku tau semuanya, sebenarnya Kamu suka sama Refan kan??"
         "eng..gak. kenapa tiba-tiba kamu tanya gitu???" jawab ku gelagapan.
         "Chaca yang ngasih tau ."  
         "Dasar Chaca ember banget sih ..." batin ku dalam hati.
         "Udahlah Vi..gak usah nutup-nutupi perasaanmu."
        "maafkan aku Ta..."
        "maaf buat apa ,kamu gak salah,aku tu gak suka sama Refan kok."
        "tapi kan Ta..."
        "Dulu memang aku sempet deket sama Refan tapi  aku tau kamu baik,kamu lebih pantas sama dia."
        "tapi kan..."
        "Udahlah aku balik ke kelas dulu ya."
   Aku pun semakin bingung apa yang harus aku lakukan,Tata nyuruh aku sama Refan. tapi disisi lain  Refan suka sama Tata bukan aku.
                                                    @ @ @
          Udara malam yang dingin,menembus selimut yang membalut tubuh ku,aku duduk di balkon rumah.Malam ini,bintang tak menampakkan cahayanya,aku termenung ....aku bingung  apa yang harus aku lakukan ,aku sangat mencintai Refan,ku coba untuk menghapus bayang-bayang wajahnya tetapi semakin sulit untuk ku lupakan
         "Tuhan kenapa aku tak bisa melupakan Refan ..."teriak ku
Tak terasa air mata ku pun menetes,isak tangis ku semakin dalam.Setelah beberapa menit  aku menenangkan hati dan merenung,aku berusaha tersenyum dan merelakan Refan untuk sahabat ku.aku ingin melihat orang yang ku cintai bahagia
                                                                              @ @ @
           Aku berlari menelusuri koridor sekolah aku mencari di setiap sudut sekolah tapi tak kunjung kutemukan,setelah beberapa menit aku teringat aku harus mencari kemana.Aku melangkahkan kaki menuju perpustakaan mata ku mengarah di setiap rak-rak buku itu.tapi tak ada,ternyata seseorang yang ku cari duduk dan sedang asik membaca buku
                      "Hey..."sapa ku
                      "Vivi..kamu udah gak..."
                      "Udahlah,aku udah gak mikirin masalah kemarin."aku memotong ucapan Refan, aku pun duduk disebelah Refan
                      "aku minta maaf soal kemarin ."ucap Refan
                      "udahlah Fan...aku ingin kamu bahagia." ucapku walau dalam hati sebenarnya gak rela.
                      "tapi kan Vi..."
                      "pokoknya aku ingin lihat kamu sama Tata bisa bahagia ."
                      "makasihh ya Vi...kamu memang sahabat yang baik."ucap Refan sambil tersenyum
                      "aku akan membantu mu meyakinkan Tata kalau kamu memang pantas untuknya."
      Saat ini perasanku sedikit hancur,tapi aku ingin melihat Refan bahagia.
                Saat pulang sekolah,aku bertemu Refan di dekat lab.komputer,saat itu aku sedang pulang bersama Chaca.
                       "Vi...tunggu." ucap Refan 
                     "ada apa Fan..?" tanya ku pada Refan.
                      "ada yang mau aku omongin sama kamu. Cha..aku boleh pinjem Vivi kan."
                     "tentu...asal kamu jagain dia" ucap Chaca
                     "oke...nanti biar aku yang nganter Vivi sampe rumah."ucap Refan
                     "Aku duluan ya Vi..Fan jangan sampe ,buat Vivi nangis lagi." ucap Chaca beranjak pergi
         Vi aku mau ngajak kamu ke suatu tempat ,aku mengekor di belakang Refan dan disinilah kami sekarang disebuah padang rumput kecil yang indah dekat lapangan sekolah yang sudah tidak terpakai,aku tak menyangka di sekolah ini ada tempat seperti ini.
                     "Indahkan???"ujar Refan,yang telah duduk di atas rumput.
                     "ini tempat favoritku,"ucap Refan
                     "apa kamu sering kesini???"tanya ku
                     "iya,kalau aku sedang banyak masalah aku menenangkan diri disini."ucap Refan
                    "Ohh..."jawab ku singkat
                    "Vi...apa Tata pantas untuk ku???"
                    "iya...dia pantas untuk mu."
          Refan  beranjak pergi, aku duduk di atas rumput sambil memandang bunga kecil yang tumbuh di sekitar bukit. tak lama kemudian dia kembali dengan membawa mawar merah,kini dia berjongkok tepat di hadapan ku,dia menatap ku....
                   "Aku ...aku sayang kamu."aku seakan tak percaya,semilir angin seakan turut merasakan keterkejutan ku,Refan mengulurkan mawar merah .
                  "Mau gak jadi pacarku????" aku semakin tak percaya,
                 "Kalau itu aku katakan pada Tata besok,apa dia  mau menerima ku ya???" kata-kata itu berputar di pikiran ku sepanjang hari,aku hanya mengiyakan saat Refan bertanya pada ku,mungkin aku munafik,sok tegar dengan tetap tersenyum meski hati ku sangat sakit.
                                                           @ @ @
"Bunda,Vivi gak salahkan kalau Vivi membantu Refan agar bisa jadian dengan Tata??"
    "Gak sayang,bunda salut padamu,kamu mengorbankan perasaan mu demi melihat orang yang kamu cinta bahagia "
    "Tapi apa harus sesakit ini luka yang aku rasakan." Ucap ku sambil terisak dalam tangis.
    "Percayalah,Allah itu adil,dibalik semua ini pasti ada keajaiban untuk mu
   

aku tak tau harus bagaimana
aku merasa tiada berkawan
selain dirimu
selain cintamu

Kirim aku malaikatmu
biar jadi kawan hidupku
dan tunjukan jalan yang memang
kau pilihkan untukku

Kirim aku malaikatmu
karena ku sepi berada di sini
dan di dunia ini
aku tak mau sendiri
      #bcl
   Kini suasana sekolah sudah sepi.aku menemani Refan merangkai kata-kata yang akan di ungkapkan kepada Tata nanti
         "kamu sudah bilang sama Tata kan??" tanya Refan
         "Iya..udah jam 3 ni,ayo kita ke bukit belakang" ajak ku pada Refan
    Dengan langkah pelan aku dan Refan menuju ke bukit belakang sekolah,aku berusaha meyakinkan hatiku sendiri bahwa aku sanggup melalui ini."
          "aku pulang yaa,"ucap ku setelah aku sampai di bukit belakang
          "Temani aku dulu sampai Tata datang." Pinta Refan
          "Untuk apa?? sebagai saksi???"ucap ku
          "Pokoknya tunggu dulu."
    Aku tak kuasa menolak dan akhirnya duduk diatas rumput di dekat tas ransel Refan .
          "Tunggu disini sebentar ya,aku mau ngambil sesuatu."
    Refan beranjak pergi dan tak lama kemudian Tata datang,Tata duduk di samping ku.Setelah beberapa menit Refan datang membawa gitar dan setangkai bunga mawar putih.kemudian Refan dduk dihadapan ku dan Tata
    Refan mulai memainkan jarinya dia memainkan gitar dan menyayikan sebuah lagu

Maafkan aku melukis luka
membuat mu bersedih
Mengundang air mata
Cinta tak mengapa kau marah
Tapi satu ku pinta jangan kau usaikan kita
   #d’bagindas : Maafkan        aku
                                                                       
Vivi ....aku cinta sama kamu,kamu maukan jadi pacarku??
Tunggu..
    "Vivi..???" tanya ku kaget
    "Iya kamu Vi.."
    "Aku gak salah denger kan???"
    "gak..kamu memang pantas untuk Refan.bukan aku Vi .."ucap Tata tersenyum
    "jadi kemarin ..."ucapku
    "maaf jika selama ini aku sering membuat mu terluka karena ulah ku.aku sadar kamulah yang benar-benar pantas untuk ku Vi...aku mencintai mu.kamu mau kan jadi pacar ku???" ucap Refan sambil menggengam erat tangan ku
    "maaf Fan aku gak bisa.."ucap ku sambil melepaskan genggaman tangan Refan.
    "kenapa??"tanya Refan dengan muka kecewa
    "maksutnya gak bisa nolak cinta kamu."
setelah itu Refan memelukku,tak lama kemudian Chaca dan Fani datang
    "Cieee....akhirnya kalian jadian juga "ucap Chaca menggoda
    "Wahhh...besok makan-makan dong."ucap Fani dan Tata
kami semua tertawa bersama...kalau pun ini mimpi aku tak ingin segera bangun dan mengakhiri mimpi ini.
     Langit sore berhiaskan mega merah di ujung barat,mengiringi  matahari tenggelam yang tersenyum hangat.sebelum senja menjemput malam dan bulan menghiasi tahta langit kelam.aku ingin kembali tersenyum bersama orang-orang yang sangat aku sayang.
              Tuhan ....
              terima kasih kau telah mengijinkan ku merasakan kebahagiaan ini...
              cinta ini akan selalu aku jaga...

~ THE END~


Read More..
 
© Copyright by Wellcome to Pointer's Blog  |  Template by Blogspot tutorial